Wednesday, May 19, 2010

Rejeki Dapet Brownies Keju Tape

Oleh : Lian Dewi Angellia

Wanita itu berusia kira-kira 40 tahun lebih, sudah sejak lama bekerja di sebuah perusahaan di kota kecil bernama Bontang, sebut saja namanya Dini. Dini adalah sosok yang menyenangkan, ceria, walau terkadang kelihatan cablaknya dan supel dalam pergaulan. Walau usianya sudah berkepala 4, tetapi jiwa mudanya tak pantang surut. Kulitnya yang putih, raut wajah ramah dan menyenangkan selalu menghiasi wajahnya sehari-hari. Dalam bekerja, Dini adalah karakter wanita yang ulet, cerdas dan rajin bekerja. Namun, sayang sekali kehidupan pribadinya tak secerah karirnya. Dini sudah sejak lama berpisah dari suaminya yang memberikan dia 2 orang anak. Perceraian itu dikarenakan masalah pribadi yang hanya mereka dan orang-orang terdekat mereka saja yang tahu. 




Musim demam fesbuk ternyata momen yang tak ditinggalkan oleh Dini. Hampir tiap hari bahkan dalam sehari Dini bisa update status fesbuknya hingga 2 – 3 kali. Terkadang statusnya pun bikin perut tergelitik karena kalimat yang dituliskan hampir rata-rata adalah kalimat puitis cinta layaknya anak ABG yang sedang kasmaran. Barangkali kawan di FB yang belum pernah berjumpa dengannya menyangka kalau Dini ini masih muda karena bahasa-bahasa yang digunakannya tak lekang oleh jaman dan waktu alias gaul. Kawan-kawan di FB Dini pun rata-rata adalah anak muda usia di bawah 30 tahun. Tak ayal, ketika Dini menuliskan status kutipan lirik lagu cinta anak muda jaman sekarang, banyak kawan laki-laki yang berkomentar romantis pula dan ada juga yang menanggapi geli. 

Beberapa hari yang lalu, Dini ditugaskan atasannya untuk mengikuti seminar di Balikpapan bersama dengan beberapa kawannya. Tak lupa malam harinya sebelum berangkat dia update status “Packing.. Packing… Besok ke BPN, Semoga lancar…”. 

Hari itu Jumat, Dini diberikan keringanan bosnya untuk kerja separuh hari karena jadwal keberangkatannya ke Balikpapan tepat pukul 5 sore. Sore itu berangkatlah Dini ke Balikpapan yang jarak tempuhnya kurang lebih 5 jam dengan mengendarai mobil yang dicarternya. Malam itu kira-kira pukul 10, Dini dan rombongan tiba, dan mereka pun segera menuju hotel Blue Sky yang sudah di-booking jauh-jauh hari untuk tempat menginap karena kebetulan acara seminarnya diadakan di sana sehingga tidak perlu jauh-jauh untuk bisa menghadiri acara keesokan harinya. 

Pagi itu, suasana ruang seminar begitu ramai dari orang berbagai penjuru tanah air. Dini dan kawan-kawannya pun serius mengikuti seminar yang memang sangat bermanfaat untuk menunjang karirnya. Tiba waktu makan siang, tiba-tiba ada SMS masuk di hp Dini. 
Dari no tak dikenal : “Hai Dini, kamu lagi ada di Balikpapan ya. Aku baca dari statusmu di FB. Ketemuan yuuuk”.

Dini membalas SMS : “Sapa nih??”
SMS balasan pun diterima : “Ini Firman temen di FB, masih inget khan?… Dini di mana skarang?? Boleh dong aku samperin?”

Dini pun menggali-gali ingatannya dan mulai quick searching nama Firman dalam memori otaknya. Dia pun menemukan nama Firman yang dia ketahui adalah seorang PNS muda nan mapan dengan penampilan yang oke punya, wajah tidak mengecewakan dan fisik yang gagah. Tapi itu semua dia ketahui hanya melalui info dan foto melalui FB. Dia pun teringat pernah memberikan no HPnya karena memang diminta oleh Firman. 

SMS balasan pun dikirimkan kembali oleh Dini : “Aku di Blue Sky, ikut seminar, di sini cm sehari doang.”
Beberapa menit kemudian, no tak dikenal mengirimkan SMS lagi : “Waaah ga nyangka ya kebetulan banget, aku tadi sempet ke situ nganterin temenku yang jadi juru fotonya. Ntar sore aku ke sana lagi kok, kita ketemuan ya?”

Dini membalas : “ Ok tapi aku ga bisa lama2, abis seminar selesai harus segera balik Bontang”
No tak dikenal membalas: “Siiip OK, kopi darat bentar kok”.

Dini pun dag dig dug membayangkan bertemu dengan laki-laki yang belum pernah dikenalnya walaupun sudah sering berkomunikasi di dunia maya. Bayangan wajah ganteng dan mapan menggelayuti pikiran Dini sehingga otaknya sudah tidak bisa diajak konsentrasi untuk mendengarkan seminar. Walaupun Dini sadar bahwa laki-laki yang sebentar lagi akan ditemuinya itu jauh lebih muda dibandingkan dirinya, tapi Dini yang memang over confident tetap saja tidak minder dengan usianya yang sudah bisa dibilang tante-tante.

Sore menjelang seminar ditutup, sesosok laki-laki bernama Firman itu pun datang dan masuk ruangan walaupun hanya bertengger di bagian belakang barisan kursi. Dini yang sedari tadi bolak-balik ke toilet karena nervous dan juga penasaran ingin segera bertemu dengan Firman akhirnya berjalan keluar untuk ke toilet. Firman dengan gesit mengikuti Dini keluar. Dalam hati Dini bergumam, inikah Firman yang sedang mengikutiku, tapi mengapa badannya pendek gitu padahal di foto keliatan tinggi dan gagah. Kalo wajahnya sih lumayan ga ancur banget walaupun memang ga sekeren di foto, pikirnya. Usianya pun berkisar 25 – 27 tahun berdasarkan perawakan muda yang ditonjolkannya.

Ketika jarak mereka mulai dekat, Firman pun menyapa : “Dini ya?”. “Iya”, jawab Dini malu-malu sambil pura-pura kaget. Tiba-tiba Firman meraih tangan kanan Dini dan menciumnya. Dini pun sontak kaget dan sedikit sungkan dengan beberapa orang yang lewat walaupun orang-orang tak memperhatikan mereka berdua. Dini dalam hati membatin, gile ni anak dahsyat banget, baru ketemu sekali dah berani cium tangan segala, kayak jaman Romeo and Juliet aja. Dag dig dug gemetaran keringat dingin pun hadir bersamaan, Dini dengan kepedeannya yang tinggi berusaha mencairkan suasana dengan obrolan enteng.

Tak lebih dari 10 menit berbincang, Dini pun berpamitan masuk ruangan lagi untuk mengambil tas karena beberapa orang sudah keluar pertanda seminar sudah selesai. Dini pun berpamitan juga akan segera langsung balik ke Bontang karena mobil yang dicarter sudah berada di luar. 
Sore itu adalah sore yang melelahkan bagi Dini dan kawan serombongan tentunya. Seharian penat hanya duduk dan mendengarkan seminar. Mobil berisi 6 orang itu pun melaju untuk kembali ke kota Bontang. Tiba-tiba suara HP Dini berbunyi pertanda ada SMS masuk. 

“Hai Dini, senang deh bisa kopi darat. Maaf ya tadi tiba-tiba kucium tanganmu, maklum sih kalau sama orang tua biasanya gitu, dah kebiasaan siiih”. 

Jiiiaaaaaaah, kampreeet jadi tadi tanganku dicium itu bukan ciuman tangan seperti adegan Romeo and Juliet, tapi ciuman anak kepada orang tua… Yaa, tapi gapapalah lagian ternyata dia tidak semenarik yang kukira kok, pikir Dini dalam hati. Hilang satu tumbuh seribu, gagal deh dapat daun muda. Senyuman geli agak gondok dan sedikit malu mewarnai suasana hati Dini sore itu.

Malam kemudian, Dini tiba di rumah sudah menjelang larut. Selesai berbenah diri, Dini pun menyambungkan modem internetnya ke laptop kesayangannya. Online internet adalah satu hal untuk menghilangkan kepenatannya. Tiba-tiba terdengar suara ‘ding’, tanda pesan masuk kawan mengajak chatting di instant messenger.

Amy : BUZZ… 

Amy : Hai Kak…

Amy : Gimana seminarnya, ga capek apa kok udah OL?? Lancar aja khan…

Dini : Alhamdulillah dek, smua lancar.. Capek siih, tapi blm ngantuk jd OL aja deh

Amy : Ooh syukurlah…

Amy : Mana nih kak oleh-olehnya??

Dini : Ada dek, tadi kakak dapat rejeki Brownies Keju Tape. Mau kah dek??

Amy : whuaaaa, kedengerannya enak tuh, bikin ngiler aja nih kak Dini…

Dini : Beneran mau dek??

Amy : ya jelas mau dong kak..

Dini : Maksud kakak itu singkatan BROWndong maNIES KEren JUga TApi PEndek

Amy : Gedubraaakkk!!!!

Mereka berdua pun bercerita hingga malam larut mengenai kejadian di Balikpapan tadi. Obrolan 2 wanita itu akhirnya usai setelah keduanya merasa lelah.

-TAMAT-
Bontang, Mei 2010

0 comments:

Post a Comment