Wednesday, March 23, 2011

Si Kecilku di Usia 2 Tahun

Alhamdulillah hari ini 22 Maret 2011, Ibrahim anakku genap 2 tahun menghirup udara di dunia yang fana ini. Tepat dua kali dia mengelilingi matahari bersama Abi dan Ummi sebagai hadiah, anugrah dan karunia terindah setelah pernikahan Abi dan Ummi. Tak terasa banyak hal yang sudah dilaluinya dari keceriaan hingga kesedihan.

Di usianya yang kedua ini, tak ada satu perayaan apapun walaupun hanya kecil. Memang adalah menjadi prinsip kami orang tuanya untuk tidak menjadikan hari kelahiran sebagai suatu momen tersendiri untuk dirayakan walaupun sekedar hanya mengucapkan “Selamat hari Ulang Tahun” ataupun “Met Milad” sekalipun.  Semua itu berjalan seperti biasanya, doa-doa terpanjatpun secara khusus pun selalu kami panjatkan setiap harinya.


Pada saat usia Ibrahim 21 bulan yang lalu, dengan sangat terpaksa harus saya sapih karena saya positif hamil lagi. Sebelum saya dinyatakan positif hamil pun (ketika Ibrahim 20 bulan), sebenarnya ibu mertua sudah menyarankan untuk menyapih Ibrahim untuk persiapan kehamilan berikutnya, selain itu supaya meningkatkan nafsu makan Ibrahim sehingga beratnya bisa naik. Akhirnya, dengan bercampur kesedihan saya sapih Ibrahim dibantu abinya yang memberikan support kepada saya, yang mana setiap malamnya turut begadang menidurkan Ibrahim. Masa klimaks penyapihan tersebut berlangsung 3 hari 3 malam saja, dan selebihnya Ibrahim sudah melewatinya tanpa merengek meminta ASI. Akan tetapi, kebiasaan tidur di awal2 penyapihan barangkali menjadi masa-masa sulit baginya, karena kami ummi dan abinya harus bergantian menggendongnya hingga dia tertidur. Kebiasaan ini berlangsung skitar 1 bulan pasca penyapihan.

Di usianya sekarang ini, alhamdulillah Ibrahim mempunyai kemampuan rata-rata standar seperti anak-anak lainnya. Walaupun dalam hal berbicara masil belum terlalu jelas, kadang hanya saya sebagai ummi yang bisa paham maksudnya sedangkan abinya terkadang minta saya untuk mengalih bahasakan apa yang dikatakan Ibrahim. Teman sepantarannya ada yang bicaranya memang sudah sangat lancar, tapi juga ada yang masih belajar mengumpulkan kosakata juga.

Mainan Lego bikin menara

Dalam kemandirian, Ibrahim alhamdulillah sudah bisa makan sendiri sejak usia 15 bulan, usia ini mungkin termasuk agak terlambat dibandingkan teman-temannya yang dalam usia setahun sudah bisa makan sendiri. Sejak usia 13 bulan, Ibrahim sudah saya latih untuk lepas disposable diapers, walaupun untuk malam hari masih saya pakaikan. Hingga di usianya ke 18 bulan, totally Ibrahim sudah tidak memakai disposable diapers lagi. Di usianya yang ke 21 bulan, saya ajak dia untuk toilet training sehingga sehari-harinya pun sudah tidak saya pakaikan cloth diapers lagi melainkan celana biasa. Alhamdulillah, di usia 2 tahun sekarang Ibrahim sudah jarang ngompol lagi, karena selalu rutin saya bawa ke toilet. Kecuali dalam hal pup, dia masih belum sepenuhnya mau di toilet, seringkali masih pup di celana.


Bergaya dengan Kacamata

Dalam bersosialisasi, saya amati perilakunya dengan beberapa kawannya terkadang sudah bisa berbaur, kadang juga masih bermain sendiri dan cenderung tidak peduli dengan temannya. Ibrahim lebih senang untuk bermain dengan anak usia lebih tua. Dalam hal berbagi, Ibrahim belum sepenuhnya bisa melakukannya karena sering sekali saya amati dia merebut mainan temannya atau jika mainannya yang tergeletak dimainkan oleh temannya, maka dia akan mengambil/merebutnya. Saya berharap perlahan, dia bisa belajar untuk berbagi, apalagi sebentar lagi akan mempunyai adik. Dalam berterima kasih, alhamdulillah dia sudah mengetahui konsep tersebut sehingga ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain ataupun telah dibantu mengambilkan sesuatu, dia akan mengatakan "kaciiih".


Dalam hal mengenal angka 1-10 alhamdulillah itu sudah dia kuasai. Beberapa warna pun sudah dia kenal seperti oranye, kuning, biru, dan hijau. Huruf yang dia ketahui masih beberapa saja yaitu A, B, C, O, I, dan W. Dan bentuk-bentuk geometri dasar yang sering dia sebutkan adalah bintang, bulat, telur dan layang-layang. 


Naik ke Rak Buku

Anyway, saya menyadari kemampuan masing-masing anak tidak dapat disamakan. Awalnya dulu sering hati saya sebagai ummi berkecil hati melihat anak2 lain mungkin bisa lebih cepat melakukan sesuatu dibandingkan Ibrahim. Tapi. sekarang saya tidak akan memasang target terlalu tinggi terhadap Ibrahim dalam masa balitanya. Yang penting, saya sebagai umminya bisa mendampinginya selalu untuk menstimulasi perkembangannya, tidak lelah mengajarinya dan selalu sabar mendidiknya. 

Saya teringat kata-kata teman saya seorng psikolog anak, dia mengutip kata seorang Profesor yang menyatakan bahwa anak di usia 7 tahun, anak akan mampu mengejar ketertinggalannya dibanding dengan anak yang di usia 4 tahun sudah lebih dulu distimulasi. Sehingga di usia 9 tahun nantinya, kemampuan mereka bisa akan sejajar. Terlepas dari itu, saya bukan berarti akan bersantai dalam mendidik anak. Tapi bagaimana tetap menstimulasi anak untuk berkembang dan berpikir, walaupun sebenarnya di usia tertentu nantinya anak akan mempunyai kemampuan yang sama dalam hal mengenal huruf, angka, bentuk dan warna. Yang membedakan mereka nantinya adalah ketekunan dalam belajar dan bakat, sehingga itulah yang nantinya membedakan mereka dalam berprestasi.

Bontang, 22 Maret 2011

0 comments:

Post a Comment