Friday, July 9, 2010

Jari Manis Yang Lucu

Hari ini seperti biasanya thole dengan ke-superduper aktif-an nya mengikuti ke mana aku melangkah sembari bermain2 dengan apa saja yang didapatinya. Siang ini hujan turun dengan lebatnya, suasana yang asik untuk tidur siang. Tapi abi masih jumatan di Masjid, lagipula aku belum sholat dhuhur, sehingga kubergegas untuk bersiap sholat. Kudapati thole sedang asyik mainan sembari ngacak2 baju yang sudah di setrika di kamar. Kuacuhkan dia sebentar karena aku hendak sholat dhuhur terlebih dahulu.


Seusai sholat dhuhur, aku keluar kamar dan thole mengikutiku walaupun nampaknya dia masih ingin mainan di dalam kamar. Karena dia menarik2 bajuku pertanda dia minta ditemani di dalam kamar, aku pun tetap keluar dari kamar. Ketika aku hendak menutup pintu, tangan2nya yang kecil menghalangi aku untuk menutup pintu dan meraba2 daun pintu. Tanpa sengaja aku pelan2 menutup pintu, tp semakin lama kenapa thole ku berteriak dan menangis kencang. 

Baru kusadari ternyata jari manis thole terjepit pintu karena kulihat agak gepeng. Lalu aku pun menggendongnya dan menenangkannya. Tapi bukannya tenang tetapi malah semakin menjadi tangisnya. Dan aku pun baru menyadari tetesan darah segar bercecer di lantai dengan derasnya. 

Aku pun panik, mamaku yang sedang tiduran pun seketika terbangun dan adikku langsung heboh. Tangis thole benar2 menjadi. "Aku benar2 bersalah"............. Aku tak mampu menenangkannya. Darah segar tak henti2nya mengucur dari jarinya yang kecil. Kain untuk menghentikan pendarahannya pun setiap kali dipasang selalu dilepas thole, mungkin karena risih dan tidak tau kalau itu bisa menghentikan pendarahan.

Beberapa menit kemudian, abi datang dari masjid. Ketika abi datang, jari thole yang sobek sudah tertutupi plester. Melihat adegan menegangkan tersebut, suamiku pun panik. Lalu, suamiku menanyakan apakah sobeknya besar atau kecil, akupun menjawab dengan takut "sobeknya lumayan besar". Seketika langsung suamiku mengajakku untuk ke emergency secepatnya.

Diiringi hujan lebat, kami bertiga menuju ke rumah sakit. Di dalam mobil, tangis thole tak kunjung reda. Suamiku pun menanyakan kronologis kejadian tersebut. Aku pun bercerita sebenarnya. Suamiku tidak memarahiku, tapi kemudian berkata : "Hati2 ya dek, terkadang keteledoran itu bisa membahayakan lho". Mendengar kata2 suamiku, aku menangis dan tak henti2nya meminta maaf kepada anakku yang sudah terluka karena keteledoranku.

Sesampai di RS, thole pun ditangani perawat emergency dengan cepat walaupun tangisnya tetap belum bisa dihentikan. Setelah darah2 yang ada di telapak tangannya dibersihkan dan lukanya dibalut dengan kain kasa, alhamdulillah thole sudah mulai reda tangisnya.

Sesampai di rumah, thole aku gendong dan akhirnya tertidur pulas hingga lama sekali sampai ashar tiba. Ketika terbangun, dia melihat jarinya yang imut terbungkus kain perban dan dia hanya terdiam dan mengamati seolah dia memutar memori otaknya tentang kejadian beberapa saat yang lalu. Setelah mandi, kusiapkan makanan untuknya dan tak kusangka nafsu makannya banyak sekali. Barangkali dia lapar karena mengeluarkan banyak energi untuk menangis. Dan setelah makan, keaktifannya sudah mulai tak terbendung lagi. 

Semoga lekas sembuh ya Nak, ummi sayang thole ^_^

Ya Alloh, ampunilah hamba yang terkadang lalai dalam menjaga amanah-Mu yang Kau titipkan ini. Semoga sedikit teguran ini menjadikan kami semakin sadar dan lebih baik dalam menjaga dan mendidik titipan-Mu. Jauhkanlah kami dari kebodohan dan kelalaian dalam mendidik anak turun kami. Mudahkanlah urusan kami Ya Alloh.... Hiasilah hidup kami dan anak turun kami senantiasa dengan ilmu dan kebaikan. Amiin

Robbi habli miladunka dzuriyattan, thoyibatan innaka sami'ud du'a (QS. Ali Imron 28)
Ya Tuhan, berilah aku seorang anak yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa

Bontang, 9 Juli 2010

0 comments:

Post a Comment