Slide 1

http://ummimenggapaimimpi.blogspot.com

Slide 2

http://ummimenggapaimimpi.blogspot.com

Slide 3

http://ummimenggapaimimpi.blogspot.com

Slide 4

http://ummimenggapaimimpi.blogspot.com

Slide 5

http://ummimenggapaimimpi.blogspot.com

Saturday, June 26, 2010

Metode Efisien atau Hanya Sekedar Memanfaatkan Kepanikan Orang Tua Saja????

Oleh : Lian Dewi Angellia

Ketika sedang bertandang ke sebuah warung makan kira-kira sebulan yang lalu, sedikit tergelitik aku dengan penjelasan seorang wanita yang berjaga di sebuah stan bimbingan belajar mengenai pelatihan aktivasi otak tengah. Menarik memang mendengarkan penjelasannya yang cukup membuatku terpesona dengan apa yang dia sampaikan. Penjelasan berawal dari asal muasal metode mid-brain activation training yang kurang lebih 40 tahun lalu ditemukan di Jepang, dan mulai populer di Malaysia sekitar 5 tahun lalu hingga akhirnya mulai dikenal dan di-franchise di Indonesia kurang lebih 8 bulan lalu. 

Bagaimana membuat anak usia 5 hingga 12 tahun bisa menjadi jenius secara permanen dalam waktu pelatihan 12 jam??? JENIUS??? selain itu juga meningkatkan konsentrasi, meningkatkan daya ingat, meningkatkan kreativitas, lebih cerdas, dan lain-lain???



Boleh percaya boleh tidak, itu kata wanita yang menawarkan jasa pelatihan tersebut. Antara percaya dan tidak, di belakang meja wanita itu terpampang gambar-gambar jerapah yang katanya diwarnai oleh anak2 yang mengikuti pelatihan tersebut. Ketika dijelaskan sungguh membuatku terpana karena gambar-gambar tersebut diwarnai oleh anak-anak dengan mata tertutup. “Haah, bagaimana mungkin???” pikirku. Yaa itulah kenyataannya katanya. Lebih jauh lagi dia menjelaskan bahwa kemampuan dasar yang dapat dilakukan setelah otak tengah anak diaktivasi adalah ‘melihat’ kartu dengan mata ditutup (blind fold). Kemampuan lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak yang telah di aktivasi otak tengahnya adalah berjalan dengan mata ditutup, tanpa menabrak. Wanita itu pun menambahkan bahwa dalam pelatihan ini tidak ada unsur magis dan segala macam.

Setelah cukup terjawabkan rasa ingin tahuku, aku berpamitan kepada wanita itu. Di dalam mobil, aku dan suamiku pun bercakap-cakap. Kuceritakan semua tentang penjelasan wanita itu yang sejujurnya membuatku tertarik untuk bisa mengikutkan anakku kelak ketika usianya cukup. Namun, apa jawaban suami sungguh membuatku berpikir ulang.

“Dek, aku kok ga percaya yang hal-hal yang kayak gituan”, kata suamiku datar, lalu dia menambahkan.

“Semua orang pintar yang kukenal dan kutahu itu hampir semuanya adalah orang yang rajin dan mau bekerja keras, dan bukan secara instan langsung pintar dan jenius kayak gitu. Kalaupun metode itu benar adanya bisa bikin orang jenius, aku tetep ga setuju karena kita berarti tidak mengajarkan suatu proses terhadap anak untuk berusaha dan berjuang. Toh kalau menurutku, jenius itu anugerah dari Alloh. Jujur aja deh Dek, aku tidak menuntut anak2 kita besok harus jenius, tapi aku lebih mengutamakan bagaimana mengajarkan anak untuk konsisten berusaha daripada bisa langsung jenius tapi tidak konsisten selanjutnya”, jelas suamiku menyampaikan pendapatnya.

Aku pun terdiam, berpikir bahwa ada benarnya juga kata-kata suamiku itu. Dalam lubuk hatiku paling dalam, aku bangga padanya...

-------------------------

Beberapa waktu lalu, aku pun bertemu dengan kawan dan berdiskusi mengenai masalah ini. Kawanku itu menyatakan "pendapat"nya bahwa metode pelatihan semacam itu hanyalah memanfaatkan kepanikan orang tua yang menginginkan anaknya bisa jenius dalam waktu singkat. Hummm *mikir*, ada benarnya juga sih penjelasannya, tapi barangkali tidak sepenuhnya benar juga… Busyeet bingung khan??

-------------------------

Aku pun berpikir lagi, orang tua mana sih yang ga pengen anaknya bisa pintar dan jenius???? Kalau ditanya pasti semua orang pengen anaknya bisa pintar dan jenius. Nah, tapi tiap orang tua mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mendidik anaknya. 

Jauh dan dalam aku berpikir, aku dan suamiku masih muda, masih banyak yang harus kami pelajari terutama dalam mendidik anak. Menurutku, tidak ada salah juga orang tua memasukkan anaknya ke bimbingan mana saja yang mereka nilai bagus untuk perkembangan anaknya, tinggal orientasi apakah yang hendak dicapai dan diharapkan. Ada orang tua yang memasukkan anaknya ke les musik, les sport, les mata pelajaran dan segala macam, karena orientasi dari masing-masing orang tua tentulah berbeda-beda. Hanya saja, jangan lupa bekali anak-anak kita dengan aqidah yang baik dan benar.

Hingga sekarang pun aku masih berpikir…….. Menjadi orang tua tidaklah mudah. Bagaimana mendidik anak supaya tangguh, konsisten, berpikiran maju, pantang menyerah, berdisiplin tinggi dan tentunya yang utama bisa menjadi hamba-Nya yang shalih. 

Bagaimana membekali anak untuk bisa bermanfaat adalah sesuatu tantangan yang tak mudah, tapi jangan dijadikan beban yang susah……. Semoga Alloh melapangkan jalan kita dalam mendidik anak dan membesarkannya.

Bontang, 26 Juni 2010

Sunday, June 6, 2010

Video Cinta Oril dan Muna Laya

Oleh : Lian Dewi Angellia


“Brukk…….” kulemparkan tasku di atas kasur bagaikan kuhempas semua beban pikiranku. Kepenatan seharian bekerja membuatku merasa nyaman berada di kamar kostku yang kusewa sudah setahunan ini setelah aku diterima kerja di salah satu televisi swasta “Star Tujuh TV” sebagai reporter infotainment. Hawa sejuk AC membuatku merasa tenang dan damai untuk melupakan sejenak aktivitas yang dipenuhi ketegangan-ketegangan bertemu dengan artis yang kadang sudah antipati dengan reporter macam aku ini.

“Huh sebel banget……” desahku sambil merebahkan badan di kasurku yang empuk sambil kunyalakan televisi. 

Gimana ga sebel coba, udah lari pontang panting ke sana kemari, akhirnya dapat berita juga buat tayang di acara GOSIT besok pagi, eeeeh taunya sama pimred malah dicaci maki katanya berita dariku ga berbobot blasss. Sampai tadi siang aku dipanggil supervisorku di ruang kerjanya. 

“Ras, kamu kalau cari berita yang bener dong, masak artis cuma jajan di warteg aja kamu wawancarain. Apa menariknya coba??” Kata supervisorku dengan nada sedikit kesal.

“Lha pak, khan jarang-jarang artis jajan di warteg, ya supaya menunjukkan kesederhanaan si artis gitu pak”, kataku menguatkan argumen.

“Please deh Laras!!!! Ga usah ngeles kalo ditegur, kamu cari berita yang bener ya. Awas aja kalau sampe beritamu ecek-ecek lagi, mau jadi apa nih acara kita nanti, ratingnya bisa kalah sama acara INCRET”, kata pak Boim supervisorku yang walaupun tanpa ngomong keras pun orang bisa ketakutan karena wajahnya yang sangar dengan perawakan gemuk, besar, hitam, kepala botak.

“Baik pak, saya akan berusaha” jawabku dengan nada ketakutan rada jengkel.


********

Sore itu, perutku keroncongan banget, pulang kerja belum sempet cari makan. Tiba-tiba aku ingin sekali makan teppanyaki. Lalu berlalulah aku ke PlaNgi Mall yang kebetulan deket aja dari kost-ku, naik motor hanya 10 menit. Segera kubergegas untuk berangkat cari makan sekalian cuci mata liat-liat koleksi fashion di sana, walaupun ga mungkin aku beli karena gajiku saja hanya 2.5 juta, untuk hidup di ibukota tentunya pas-pasan saja. Tapi secara tiap hari aku ketemunya ma artis terus, makanya ya mau tidak mau harus ngerti yang namanya fashion juga.

Sampai di foodcourt PlaNgi, aku pesan teppanyaki kesukaanku dengan menu chicken teppanyaki. Sembari menunggu masakan itu datang, tiba-tiba gairah ku untuk kencing muncul lalu aku pergi ke toilet sesaat. 

Tak kusangka tak kuduga, pada saat yang bersamaan ada Muna Laya si artis cantik yang dikabarkan berpacaran dengan Oril si vokalis Petra band. Aku pun mempersilakan dia masuk duluan ke ruangan toilet yang di situ ada beberapa kamar toilet. Lalu dia pun masuk terlebih dahulu dengan langkah acuh tanpa menunjukkan wajah terima kasihnya padaku, baru setelah itu aku mengikutinya. 

Di dalam toilet itu tak ada orang lain kecuali kami berdua, tapi kulihat beberapa toilet tertutup pertanda ada orang yang memakainya. Hanya tinggal satu toilet terbuka, dan segera saja kupersilakan Muna Laya untuk masuk duluan karena kulihat dia sudah memegang perut, kelihatan tak tahan sedang merasakan sakit perut. Tanpa ba bi bu, dia pun masuk toilet dan meninggalkan tas tentengnya di dekat wastafel. “Wuih, apa ya nggak takut tuh ada maling nyuri tasnya”, pikirku. 

Seketika nafsu jahatku mulai membisikkan niat buruk kepadaku. “Laras, kenapa enggak kamu ambil aja handphone si jutek Muna Laya yang barangkali ada di dalam tas itu, kali aja ada foto-foto aneh yang bisa kamu setor ke pak Boim atasan kamu untuk dipublish di infotainment, lumayan khan bisa dapat pujian dan mengangkat nama baik kamu?” bisik iblis kepadaku…

“Ahaaa, why not?? Toh dia jg orang kaya, bisa beli hape baru kalo kuambil hapenya, hihihihi”, pikirku pendek.

Dengan perlahan, aku meraih tas Muna Laya yang berwarna coklat dengan merk “CHANNEL”. Aku buka tas itu, lalu kuambil hape nya yang ternyata adalah BlackBerry berwarna biru. Dengan agak sedikit deg-degan bercampur panik, aku langsung saja keluar dari toilet dan bergegas ke parkiran untuk mencari motorku karena ingin segera jauh dari tempat itu. Seketika rasa laparku pengen makan teppanyaki dan rasa kebelet kencingku hilang.

Kukendarai motorku bergegas menuju tempat kerjaku. Anytime memang kantorku nggak pernah tutup karena banyak reporter yang kejar setoran hingga larut pun kadang masih diterima untuk kejar tayang esok paginya. Ketika masuk di ruangan kantor, kulihat ruangan pak Boim masih menyala pertanda dia masih ada di ruangannya. Lalu aku duduk di mejaku, kubuka BB Muna Laya yang tadi kuambil. Satu persatu file kubuka hingga kutemukan ada video cinta Muna Laya dengan pacarnya yang tak lain dan tak bukan adalah Oril. “Yihaaaaa, kagan sia-sia deh gua ambil nih barang”, kataku dalam hati.

Setelah selesai transfer data ke komputerku, kupindahkan ke flasdish dan siap kupamerkan ke pak Boim, lalu aku masuk ruangannya. “Pak, tadi saya ketemu orang yang tidak mau disebutkan namanya, dia kasih file ini ke saya. Katanya sih skandal besar gitu deh pak. Coba deh Bapak liat aja dulu”, kataku berbohong takut ketahuan mencuri hape selebriti. 

“Coba saya lihat..”, jawab pak Boim nampak penasaran.

Setelah dibuka file data tersebut, pak Boim kaget bukan kepalang sekaligus gembira. “Woooow, berita bagus ini Laras. Gini dong kalau cari berita tuh yang berbobot macam ini”, puji pak Boim kepadaku.

“Sana kirim ke Tofa, siap produksi buat tayang besok ya!” perintah pak Boim kepadaku.

“Siiip, ok pak”, jawabku lalu berlalu keluar dari ruangannya.

*****

“Uaaaaah……..” petang itu pukul 6 menjelang maghrib tiba-tiba aku terbangun. 

“Haaaah, mimpi apa aku baru aja, kok serem banget. Masa aku jadi pencuri sih, gileee naudzubillah mindzalik deh” desahku sambil masih agak merasa ngantuk.

“Uuuh pasti ini dapet mimpi jelek gara-gara tadi siang kena semprot si bos. Mana perut laper gini, eeeh pas ketiduran mimpi mau makan aja ga jadi. Nasiiib nasiib!!” keluhku dalam hati.

Sambil masih bermalas2an, kuraih remote tv dan kuganti channel tivi yang sedari tadi sudah menyala, kupilih stasiun tivi kebanggaanku “Star Tujuh TV”. Saatnya deh nonton GOSIT sore, acara infotainment yang paling sering kutonton, padahal aku adalah salah satu reporternya juga. 

Berita pertama pun disajikan. Gedubraaak, jantungku tiba-tiba berdetak kencang sekali. Berita utama GOSIT sore itu adalah tersebarnya video cinta Oril dan Muna Laya… Oh My God, ini beneran bukan salahku.... Aku tadi hanya mimpi, kenapa beritanya jadi beneran ada… Aku nggak mau di penjara, please Tuhan!!!!

-TAMAT-
Bontang, 6 Juni 2010